Skip to main content

Posts

Featured post

MRP Menjual Tanah Masyarakat Papua Melalui Jalan Trans Papua.

MRP Kurang Analisis yang mendalam Dampak Dari Jalan Trans Papua. Menangkapi Sikap MRP pada tanggal  09 Desember 2019 Menyepakati Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) berencana menyerahkan pembangunan Jalan Trans Papua di beberapa titik rawan kepada TNI. Majelis Rakyat Papua (MRP) menyatakan bahwa hal itu merupakan solusi yang tepat untuk mempercepat pembangunan di Papua. Saya sebagai Anak Papua Kesal Terhadap Majelis Rakyat PAPUA yang Kurang Analisis dampak dari Jalan Trans Papua yang rencananya Dibekap Oleh TNI. Selama ini MRP mengkampanye melalui Media Radio, lisan Tulisan untuk Masyarakat Papua agar Tidak Menjual Tanah sembarang. Maklumat Melarang Menjual Tanah Tetapi, Menyetujui Pembangunan Jalan Trans itu Hal yang tidak masuk Akal karena, Ketika pembongkaran jalan dari satu kampung ke kampung lainnya  otomatis Para Pemodal akan berbondong-bondong membawa uangnya kepada masyarakat Papua. Ketika Jalan Trans itu tidak dibongkar maka, Tanah dan Hu...
Recent posts

Kemanusiaan Itu Harus dihargai Oleh Negara.

Makan kapur Tanpa Pinang dan Siri. Tidak sadar Kita Makan pinang tetapi, Duluan Kapur yang masuk di Mulut, Jangan cerita ke Teman kalau Mulut dan Lidah terbakar. Yang Penting Uang Full di No Rekening,  Perintahkan Anak buah agar, Anak buah Yang Lenyap. Ceritakan Kepada Keluarga Kalau DIA Korban karena, berjuang Demi NKRI. Keberadaan Manusia di Permukaan bumi ini, Berhak untuk Hidup, Berhak untuk memiliki Keluarga, Berhak Untuk Menciptakan Kebahagiaan dalam Keluarga Karena; Manusia adalah Makhluk yang paling Mulia dari Binatang dan  Hewan Yang lainnya. Kebahagiaan ada didalam Keluarga suami, Istri dan Anak-anak. Satu Kelompok keluarga harus diPerhatikan Oleh Negara Karena, Mereka juga Berhak Hidup didalam Negara Ini. Negara Menjadikan Manusia Seperti Hewan Buruan dan Diburu balik. Hal ini Terjadi karena, Ketidak Pahaman akar Masalah . Dari Tanun 1961 Sampai Hari Ini 17 Desember 2019, Berapa Manusia yang Korban Tertembak, baik TNI, TPN-PB dan Masyarakat Papua juga ...

Nduga Yang Tak Terduga

Nduga Yang Tak Terduga Mereka tak manja. Tetap tegar nan kokoh walau tersisih. Mereka tak pinta. Tetap teguh nan pijak walau tercecer. Mereka tak lirih. Tetap usap jiwa walau hati bertubi-tubi di terjang. Hutan jadi rumah, batu jadi bantal, daun jadi makanan. Tiada tenda-tenda yang melindungi mereka dari hujan panas bahkan tak ada pesawat yang angkut di selamatkan Angin menggigit sampai gigil, harapannya di selipkan dalam dinginnya, agar bisa menjemput pulang. Namun tak ada insan mengiba membawa pada pelukan hangat dari beberapa orang yang teriak dari dalam rumah mewah tentang KEADILAN. Hidup sudah menjadi transaksional bagimu. Ada yang mencarimu ketika butuh, ada yang mencarimu karena maunya. Segenap dukamu memuji, setelah menguji hatimu yang teguh. Setiap tangismu di usap oleh media-media, setelah membiarkan alir tangismu terus menyumbat matamu. Nduga yang tak terduga berselimut langit kelam. Tentangmu menjadi sabda haram untuk di kotbahkan. Walaupun jagat raya ini, memb...

Gereja Diam Umat Tuhan Di Ujung Kepunahan.

Umat Tuhan di Papua Semakin Darurat  Kemiskinan, Penindasan, Pengejaran, Intimidasi Sampai pada Kelenyapan Hidup. Umat Tuhan Yang butah Melawan datangnya Penindasan, Kemiskinan, Penjajahan Yang Selalu Mengharapkan, Menanti Mukjizat dari Tuhan. Umat Tuhan Telah Menelan Kasih Yang Sabar " Jika Ditampar Pipi kanan Berikanlah Pipi kiri Mu" jika Lahan Dan Hutan Mu Direbut Berikan Juga Sanak Saudara Agar Habislah Kehidupan Umat Orang Papua, Masalah Keselamatan  Melalui Injil Yang Hidup dan Percaya Kepada Allah Melalui Yesus Kristus Adalah Sudah Diselesaikan Oleh Yesus Sendiri yaitu ; Yesus yang disebut anak Allah Yang dikirim untuk Menyelamatkan Umat dibumi Sekaligus Memberitakan Kepada Umat Manusia Bahwa Injil Tuhan Adalah Jalan Dan Kebenaran Yang Hidup Kekal. Kisah Yesus atau Perjuangan Yesus Telah Selesai, Melawan Para Penjajah di Kerajaan zaman itu dan Telah Selesai Juga Kabar baik itu sampai Pada Ujung Bumi, kenyataannya Kita dapat Melihat Dipelosok Manapun Terdapat Rumah...

Mengenal Pemimpin OPM, Pencetus Proklamasi 1 Juli 1971, Brigadir Jenderal Seth J. Rumkorem

Mengenal Pemimpin OPM, Pencetus Proklamasi 1 Juli 1971, Brigadir Jenderal Seth J. Rumkorem _________________________________________________ Oleh: Constantinopel Ruhukail, Producer Majalah Fajar Merdeka dan Pro-Patria di bawah Kementerian Penerangan Pemerintahan Revolusi Sementara Republik Papua Barat(PRS-PB) - Markas Victoria - Nagasawa, Ormu Kecil,  1982. ________________________________________________ Di masa Belanda, Seth Jafet Rumkorem adalah seorang pegawai rendah Maskapai Penerbangan KLM yang beroperasi di Jepang. Ia bekerja di Maskapai ini setelah menyelesaikan pendidikan menengahnya di PMS KotaRaja, Abepura. Sebagai hasil dari New York Agreement, Indonesia resmi mengambil-alih Papua Barat dari kekuasaan Belanda pada tanggal 1 Mei 1963. Indonesia secara tergesa menggantikan nama wilayah Papua Barat dari Netherlands Nieuw Guinea menjadi Irian Barat, dan melantik Eliezer Jan Bonay sebagai Gubernur Irian Barat. Setelah Papua Barat diambil-alih oleh Pemerintah Rep...

SIDANG GUGATAN TERHADAP KAPOLRES MIMIKA: PEMERIKSAAN SAKSI

UPDATE SIDANG GUGATAN TERHADAP KAPOLRES MIMIKA: PEMERIKSAAN SAKSI (Timika, 6 Mei 2019) Sidang gugatan perbuatan melawan hukum yang diajukan oleh Sem Asso, anggota Komite Nasional Papua Barat (KNPB) Timika, terhadap Kapolres Mimika dengan agenda pemeriksaan saksi digelar pagi hari ini di Pengadilan Negeri Kota Timika. Ketua Lembaga Musyawarah Adat Suku Amungme Masyarakat Adat Amungme (LEMASA), Nerius Katagame, dihadirkan oleh penasihat hukum Penggugat pada persidangan. Terungkap bahwa kediaman Sem Asso yang kemudian menjadi sekretariat KNPB adalah wilayah tanah adat Amungme, dan bukannya areal Freeport seperti yang diklaim oleh aparat kepolisian. Bahwa wilayah Mimika adalah milik suku Amungme dan suku Kamoro. Kontrak karya, peta areal konsesi, garis lintang dan bujur wilayah Freeport tidak pernah dikonsultasikan kepada orang Amungme. Kontrak karya pertama Freeport ditandatangani pada tahun 1967 oleh Soeharto tanpa orang Papua, sedangkan Penentuan Pendapat Rakyat (PEPERA) P...