Skip to main content

Pernyataan & Laporan TPN-PB Ndugama 14 Maret 2019

Pernyataan & Laporan MANGKODAP III Ndugama Melalui Komandan Operasi Pemne Kogeya
---------------------------

TPNPBnews:
Hari ini 14 Maret 2019 Laporan resmi kodisi Pengungsi 5 Distrik Kab Nduga papua.  dari panglima daerah Kodap III Ndugama  Egianus Kogeya melalui komadan operasi Pemne Kogeya Kepada Awak media TPNPBnews.

Bahwa  selama 14 hari Pengungsi  kodisi masyarakat sangat Buruk di wilayah Ndugama pendoropan ratusan personil semakin membengkak dn mengganggu psikologis warga membuat trauma.

Enam Distrik total  kosong Warga sudah mengungsi ke Hutan.  Diantaranya 1. Distrik Mapnduma, 2.Gilpid, 3. Derakma, 4. Yal, 5. Nitkuri dan 6. Distrik Yigi.

Kondisi ini terjadi karena operasi militer RI berlebihan. Kami TPNPB sudah intruksikan  bahwa perang kami Jelas tuntutan Papua merdeka maka  kami tentara Papua siap melawan TNI/POLRI.

Namun pasukan TNI operasi terhadap warga sipil dan Rumah-rumah di periksa satu persatu. Selain itu setiap ketemu warga sipil dapat interogasi. Sementara warga tidak tahu
bahasa indonesia maka mereka tidak tau terpaksa Lari kehutan. Karena sulit jawab percakapan bahasa indonesia.

Akhirnya warga sipil memilih lari ke hutan akibat mengalami trauma yang mendalam dari konflik bersenjata.

Karena itu Kami mohon PBB segera intervensi kodisi ini karena Pemerintah Indonesia sudah melanggar humaniter perang yang diatur  PBB tentang aturan Perang.

Kami memiliki  1 pujuk senjata baru saja tanggal 7 maret  bertamba 4 yang saya miliki menjadi 5 senjata namun Pemerintah indonesia mengirim pasukan mengejar saya  dengan jumlah yang tidak seimbang dengan alat perang yaitu 7.000 personil TNI dan POLISI Mengirim ke wilayah Ndugama mengejar kami.

Namun Kami tidak gentar sama sekali  kami siap lawan. Sebab Gudang senjata kami adalah yang ditangan 7000 personil TNI POLISI itu.

Maka pasukan TNI sebelum   datang ke Ndugama bagikan harta kepada istri dan anak karena kami akan siap bunu.

Kami harap untuk 29 Pangkodap segera bergerak untuk bagi beban 7.000 Personil TNI POLISI Dalam satu tujuan papua merdeka. Dalam satu tujuan Sama ringan sama berat bagi Pasukan TPNPB seTanah Papua.

Kami TPNPB Kodap III Ndugama siap menampung 7000 pesoni TNI dan POLISI.

Demikian Pernyataaan dan laporan Situasi warga sipil Kabupaten Ndugama pada enam Distrik.

Bagikan Ini:
#admin_TPNPBnews

Comments

Popular posts from this blog

KRONOLOGI LENGKAP MEY DAY Dan 56 Tahun Aneksasi West Papua

Sumber: Grup Facebook (Koran Kejora) Yogyakarta (1/5) Penghadangan, Represi, Pemukulan, dan Perusakan oleh aparat Kepolisian Resor Kota Yogya karta terhadap massa aksi KAMRAT (Komite Aksi Mayday untuk Rakyat) dalam memperingati Hari Buruh Internasional dan 56 Tahun Aneksasi West Papua. Pukul 07.00 WIB, massa aksi berkumpul di titik kumpul (Asrama Kamasan) mempersiapkan perlengkapan aksi. Pukul 09.45 WIB, Massa Aksi bersiap, berbaris keluar Kamasan, Long March menuju Titik Nol KM. Pukul 10.00 WIB, Kapolresta Yogyakarta, Armaini, menghalangi massa aksi bergerak ke Titik Nol, dengan alasan ada massa tandingan dari ormas Paksi Katon dan FJR. Kapolres bersikeras agar Massa Aksi KAMRAT berpindah lokasi aksi. Pukul 10.10 WIB, Negosiator, Korlap Aksi dan pendamping hukum dari LBH Yogyakarta melakukan perundingan dengan Kapolres agar Massa Aksi tetap bisa bergerak menuju Titik Nol KM. Pukul 11.00 WIB, Perundingan berjalan alot dan akhirnya massa aksi berkompromi dan akan be...

Yogyakarta–1 Mei 2019. Aliansi yang tergabung dalam Komite aksi Mayday untuk Rakyat (KAMRAT

Yogyakarta–1 Mei 2019. Aliansi yang tergabung dalam Komite aksi Mayday untuk Rakyat (KAMRAT) hidadang oleh aparatur kepolisian Yogyakarta. Dampak dari prmblokadean jalan yang dilakukan oleh aparat kepolisian mengakibatkan aktivitas warga peguna jalan Kusuma Negara Yogyakarta terganggu. Awalnya, massa aksi hendak melakukan aksi damai dalam bentuk long-march menuju titik Nol (0) Km, sesuai degan surat pemberitahuan aksi yang di berikan kepada pihak kepolisian pada tgl 29 Mei. Anehnya aksi yang baru dimulai lansung dihadang degan alasan titik nol rawan?. Padahal, selain Aliansi kamrade, ada beberapa Aliansi lain yang juga melakukan aksi dalam memeprugati hari buruh Internasional di Titik nol Km. Artinya, jelas bahwa, aparat kepolisian yang Rasis, berdiri sebagai garis depan untuk untuk melindungi kepentingan elit politik borjuasi nasional yang selama ini menindas dan penjajah rakyatnya sendiri. Selain rakyat yang menjadi korban, kepolisian dgn jelas menghancurkan Konstitusi (Pa...