Skip to main content

"Saya ngerti, karena saya punya anak"

Update Hari ke 3
Pukul 03.07, 4 Mei 2019

Bunga solidaritas:
"Saya ngerti, karena saya punya anak"

Beralas aspal, bidang menukik ke bawah, di depan pagar Kemenristekdikti, sebagian kawan terlelap, memulihkan tenaga untuk melanjutkan aksi protes di bawah Tenda Perjuangan untuk Perubahan. Sementara itu, sebagian kawan lainnya begadang menjaga Tenda tetap aman.

Meskipun hingga hari ini tidak ada respon dari Menristejdikti, tekad kawan-kawan pemuda-mahasiswa tak surut untuk mendesak tuntutan.

Semangat menjadi-jadi,  karena kemarin berdatangan solidaritas untuk Tenda Perjuangan.

Kemarin pagi,  baru saja matahari unjuk sinarnya, seorang ibu menghampiri Tenda membawa sekantong  berisi nasi uduk bungkus, kami menerima meski tidak ada dari kami yang mengenalnya.

Siang harinya seorang kawan perempuan membawa sekantong roti. Tidak lama kemudian kawan perempuan lainnya membawa sekantong nasi bungkus.

Menjelang senja, adalagi seorang kawan laki-laki membawa kompor portable beserta perlengakapan lainnya dan serenceng kopi. Kemudian malamnya seorang kawan laki-laki lainnya membawa sekantong berisi kopi,  teh, juga gula.

Hari berganti Sabtu, pukul 24.40, para koordinator Tenda melakukan rapat kecil. Ditengah rapat, seorang ibu menghampiri kami--ia dan suami adalah pedagang kecil di trotoar yang menghubungkan gedung Kemenristekdikti dan mall FX, yang sering ditegur Satpam dan terkadang dikejar Satpol PP--membawa serenceng kopi sahcet lalu diberikannya pada kami. Kami memandanginya bersamaan, diam sejenak dan...tentu kami merasa tidak nyaman karena kami tahu itu barang dagangan. Namun ia kekeh dan segera diletakkannya sambil berkata "besok saya libur karena persiapan bulan ramadhan, maaf kalau ada kesalahan, ya."

Tidak lama kemudian, ia kembali lagi, ia membawa benerapa lembar uang lalu diulurkannya, kami kaget, dan kami lantas menolak karena merasa tidak nyaman sekali lagi. Namun, ia kekeh dan meletakkannya pada tangan salah satu dari kami, dan berkata "sudah terima saja, maaf tidak bisa memberi banyak, ini untuk menambah ongkos makan kalian. Saya ngerti, karena saya punya anak."

Kami terheran-heran, sambil melihat satu sama lain, merasa haru, merasa semangat berjuang menguap-nguap. Bersama-sama kami mengucapkan terimakasih pada sepasang suami-istri yang mungkin seumur dengan orangtua kami.

Beralas aspal, miring ke bawah, sebagian kawan terlelap, setelah selesai rapat, kami pun bergabung dengan kawan yang tengah berjaga.

Dari kejauhan terlihat 4 pemuda, 3 orang diantaranya pelajar dan 1 orang pekerja, menentang spanduk terikat. Kami saling bersaut sapa. Mereka tiba, dan segera mengajak kami membentangkan spanduk tersebut sebagai untuk melapisi alas aspal.

Terimakasih banyak kepada kalian semua yang telah bersolidaritas pada perjuangan ini. Tekad kami semakin kuat untuk terus bertahan sampai tuntutan menang. Kalian merupakan bagian daripada perjuangan ini, karena bagaimanapun berbagai solidaritas ini adalah kekuatan bagi perjuangn ini.

Sebagai informasi, dalam waktu dekat kami akan membuat agenda nobar dan diskusi di Tenda Perjuangan ini. Akan ada pula rangkaian pengkonsolidasian kekuatan dan persoalan untuk diperjuangkan bersama.

Sumber:
https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=2297557710500511&id=100007389129298
https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=2297557710500511&id=100007389129298

Comments

Popular posts from this blog

AKSI TRI-KORA ILEGAL ! HAK MENENTUKAN NASIB SENDIRI SOLUSI BAGI RAKYAT PAPUA BARAT

'Aparat Gabungan TNI_POLRI Jayawijaya Melakukan Tindakan Kekerasan Terhadap Camrade STEVEN PEYON [Sekretaris Umum KNPB] Wilayah Sorong Raya' Ini Sebuah Foto Penyiksaan Terhadap Sekum KNPB Sorong Raya. (Sumber: KNPB Sorong) Kronologi Aksi (FRI WEST-PAPUA Kolektif Kota Ambon : """""""""""""""""""""""" Ambon - Kampus Universitas Pati Mura (UMPATI) 19 Desember 2016, Rute Aksi Bertempat di depan Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Kampus A Jl . Ir . M .Putehena Poka Ambon. Pukul 10.22 Massa aksi sudah 2 orang yang datang, masa aksi mulai bertambah 3 orang lagi, jumlah masa aksi sudah 5 orang. Pukul 10.35 masa aksi masi menunggu propagandanya yang masih di photo kopi, aksi belum di mulai, suasana kampus di penuhi oleh mahasiswa. Pukul 10.40 ada kedatangan satu anggota kepolisian ke dalam kampus dengan seragam lengkap, patroli ke dalam kampus...

Pernyataan sikap Mahasiswa USTJ Memperingati Hari Pendidikan

PERNYATAAN SIKAP MAHASISWA USTJ Proses lahirnya Universitas Sains dan Teknologi Jayapura berawal dari didirikannya Akademik Tekhnik Pekerjaan Umum (ATPU) pada tanggal 7 Juli 1984 oleh Bapak Izaac Hindom yang saat itu menjabat sebagai gubernur Irian Jaya dan oleh Bapak Ir. As’ary Rumuson yang saat itu menjabat sebagai kepala kantor pekerjaan umum wilayah Irian Jaya. ATPU saat itu mengelola 2 jurusan dengan jenjang diploma, yaitu jurusan teknik mesin dan teknik sipil, merupakan lembaga tinggi teknik pertama yang ada di Irian Jaya.  Berselang tujuh tahun kemudian pada tanggal 22 Juni 1991 di bawah pengelolaan Yayasan Bhinneka Tunggal Ika (YBTI) Jayapura serta ATPU berubah nama menjadi Akademi Teknik Jayapura (ATJ) dan dipimpin oleh direktur Bapak Drs. M. Ali Kastela, M.MT. Perubahan ini dikukuhkan dengan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No : 1386/0/1991.  Seiring dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap tenaga keteknikan terutama pada jenjang st...

Mengenal Pemimpin OPM, Pencetus Proklamasi 1 Juli 1971, Brigadir Jenderal Seth J. Rumkorem

Mengenal Pemimpin OPM, Pencetus Proklamasi 1 Juli 1971, Brigadir Jenderal Seth J. Rumkorem _________________________________________________ Oleh: Constantinopel Ruhukail, Producer Majalah Fajar Merdeka dan Pro-Patria di bawah Kementerian Penerangan Pemerintahan Revolusi Sementara Republik Papua Barat(PRS-PB) - Markas Victoria - Nagasawa, Ormu Kecil,  1982. ________________________________________________ Di masa Belanda, Seth Jafet Rumkorem adalah seorang pegawai rendah Maskapai Penerbangan KLM yang beroperasi di Jepang. Ia bekerja di Maskapai ini setelah menyelesaikan pendidikan menengahnya di PMS KotaRaja, Abepura. Sebagai hasil dari New York Agreement, Indonesia resmi mengambil-alih Papua Barat dari kekuasaan Belanda pada tanggal 1 Mei 1963. Indonesia secara tergesa menggantikan nama wilayah Papua Barat dari Netherlands Nieuw Guinea menjadi Irian Barat, dan melantik Eliezer Jan Bonay sebagai Gubernur Irian Barat. Setelah Papua Barat diambil-alih oleh Pemerintah Rep...