Puisi: Oleh Giyai Aleks
KABAR BURUK DI BUMI PAILIT
Kabarkan padaku tentang semesta jati dirimuagar kata-kata ini tak melulu tentang ketamakan
di saat wujud warna identitas luntur dan mengikis
di antara laju waktu yang megalamoniak tunduk
hanya tinggalkan puing-puing berserakan di persada
Ceritakan padaku tentang derita panjangmu
biar tawa ini terhenyak kaku dan malu sendiri
ketika airmata-airmata di bumi pailit
hilir ke hulu tiada terbendungi dalam hidup
dan terus menetes rinai dari langit bangsamu
Beritahu aku mengenai lukamu
supaya suka cita ini tak terlanjur menipu
pada perih memar yang tak kunjung terbalut
saban hidup merintih di sayati tirani benggal
melafas jiwa-jiwa terkunkung dalam nestapa
Bisikkan di telingaku tentang sunyimu
agar hingar bingar ini tak larut tanpa daya
supaya kau tangguh pacuh mencari kehidupan
walau tiap ruang di henkang sang predator
menghekang tapak jejak dalam buntutan serdadu
Sampaikan padaku tentang kehilanganmu
biar aku sudahi ketangguhanku yang pura-pura
terlena di balik musnah insan yang tak terkira
di saat satu persatu pergi tinggalkan tuk di kenang
ratapannya terborgol di relung hati yang terkulai
Suratkan untukku selembar puisimu
agar tak ku tinggal tidur di beranda penjajah
membaca kabar buruk tentang diri dan bangsamu
di tiap bait syairnya penuh luka peluh darah
dengan tinta buram kelabu yang meringkih hati
Lalu bila waktunya masih bersekutu
Datanglah dengan semangat enam satu dulu
Agar amarahku dan bencimu bersatu padu
iklarkan jiwaku dan hatimu dengan seia sekata
lalu seutuh kita mengusir kaum bejat keparat
Bukit Keheningan
Samping Pusara KEBADABI
26/04/19
Giyai Aleks
Comments