Skip to main content

Pawer Parkop, Gubernur Ibukota NCD PNG Mendesak Negaranya untuk berbuat lebih banyak untuk Papua Barat

Pawer Parkop, Gubernur Ibukota NCD PNG Mendesak Negaranya untuk berbuat lebih banyak untuk Papua Barat 


12 Desember 2016

Pemerintah telah didesak untuk berbuat lebih banyak tentang nasib orang Papua Barat dan untuk membantu mereka memperoleh keanggotaan penuh dari MSG.
Gubernur Ibu Kota Nasional Port Moresby Powes Parkop membuat panggilan saat merayakan Hari Kemanusiaan Internasional dengan pengungsi Papua Barat di Vabukori di Distrik Ibu Kota Nasional, Sabtu.
"Saya meminta orang-orang kami dan pemerintah kita untuk tidak meninggalkan orang-orang Papua Barat," katanya.
"Marilah kita menjadi berani dan memungkinkan kebenaran moral untuk menang dengan membiarkan orang Papua Barat untuk keanggotaan penuh dari MSG."
Perdana Menteri Peter O'Neill Mei mengatakan PNG khawatir tentang apa yang terjadi di Papua Barat dan menyatakan ini secara langsung kepada Presiden Indonesia Joko Widodo.
Dia mengatakan orang Papua Barat disambut di PNG.
"Kami sama-sama prihatin tentang apa yang terjadi di Papua Barat," kata O'Neill.
"Kami telah menyatakan bahwa langsung ke otoritas tertinggi, termasuk presiden (Widodo), tahun ini, terutama masalah hak asasi manusia dan otonomi."
Parkop mengatakan isu hak kemanusiaan yang dihadapi PNG adalah penolakan rakyat Papua Barat untuk benar dan legal menggunakan hak mereka untuk menentukan nasib sendiri.
"Ini adalah hak asasi manusia menyatakan dengan jelas di Piagam PBB Hak Asasi Manusia," katanya.

LING: http://www.thenational.com.pg/state-urged-west-papuans/

Klik untuk berbagi di Twitter (Buka di jendela baru) 365Click untuk berbagi di Facebook (Buka di jendela baru) 365Click untuk berbagi di Google+ (Buka di jendela baru)

Desember 2016MTWTFSS «November 12345678910111213141516171819202122232425262728293031

Desember Nasional didistribusikan lima hari seminggu dari Senin sampai Jumat.

© 2009 - 2016. Nasional | Sebuah Situs Dengan ILOA Teknologi

Comments

Popular posts from this blog

KRONOLOGI LENGKAP MEY DAY Dan 56 Tahun Aneksasi West Papua

Sumber: Grup Facebook (Koran Kejora) Yogyakarta (1/5) Penghadangan, Represi, Pemukulan, dan Perusakan oleh aparat Kepolisian Resor Kota Yogya karta terhadap massa aksi KAMRAT (Komite Aksi Mayday untuk Rakyat) dalam memperingati Hari Buruh Internasional dan 56 Tahun Aneksasi West Papua. Pukul 07.00 WIB, massa aksi berkumpul di titik kumpul (Asrama Kamasan) mempersiapkan perlengkapan aksi. Pukul 09.45 WIB, Massa Aksi bersiap, berbaris keluar Kamasan, Long March menuju Titik Nol KM. Pukul 10.00 WIB, Kapolresta Yogyakarta, Armaini, menghalangi massa aksi bergerak ke Titik Nol, dengan alasan ada massa tandingan dari ormas Paksi Katon dan FJR. Kapolres bersikeras agar Massa Aksi KAMRAT berpindah lokasi aksi. Pukul 10.10 WIB, Negosiator, Korlap Aksi dan pendamping hukum dari LBH Yogyakarta melakukan perundingan dengan Kapolres agar Massa Aksi tetap bisa bergerak menuju Titik Nol KM. Pukul 11.00 WIB, Perundingan berjalan alot dan akhirnya massa aksi berkompromi dan akan be...

Yogyakarta–1 Mei 2019. Aliansi yang tergabung dalam Komite aksi Mayday untuk Rakyat (KAMRAT

Yogyakarta–1 Mei 2019. Aliansi yang tergabung dalam Komite aksi Mayday untuk Rakyat (KAMRAT) hidadang oleh aparatur kepolisian Yogyakarta. Dampak dari prmblokadean jalan yang dilakukan oleh aparat kepolisian mengakibatkan aktivitas warga peguna jalan Kusuma Negara Yogyakarta terganggu. Awalnya, massa aksi hendak melakukan aksi damai dalam bentuk long-march menuju titik Nol (0) Km, sesuai degan surat pemberitahuan aksi yang di berikan kepada pihak kepolisian pada tgl 29 Mei. Anehnya aksi yang baru dimulai lansung dihadang degan alasan titik nol rawan?. Padahal, selain Aliansi kamrade, ada beberapa Aliansi lain yang juga melakukan aksi dalam memeprugati hari buruh Internasional di Titik nol Km. Artinya, jelas bahwa, aparat kepolisian yang Rasis, berdiri sebagai garis depan untuk untuk melindungi kepentingan elit politik borjuasi nasional yang selama ini menindas dan penjajah rakyatnya sendiri. Selain rakyat yang menjadi korban, kepolisian dgn jelas menghancurkan Konstitusi (Pa...