Status Facebook Victor Jeimo 15 November 2016
Anak istrinya mati berkorban, hingga timah panas memutus kakinya, dipenjara, dan akhirnya mati dibunuh dengan racun pada 15 Desember 2013. Tersenyum dalam setiap duka dan tantangan dalam perlawanan melawan kolonial Indonesia, di pusat ibukota kolonial Provinsi Papua. Terima kasih untukmu guru KNPB yang pernah bersama menunjukkan arti penting dari perlawanan nyata, Danny Kogoya. Hari ini, kami peringatinya sebagai patriot revolusi kota. Darinya kami belajar arti nasionalisme, tanggung jawab, dan kebijaksanaan. Saya ingat di bukit itu, sambil cucurkan air mata, dia pernah bilang, dan itu ternyata benar terbukti. Hubertus Mabel yang tersipu melihat kami, pun terbunuh, besok (16/12) kami akan memperingatinya. Memang mati terbunuh adalah suatu kehormatan, tapi gerakan ini tidak akan mati sampai Papua Merdeka.
Salam penuh air mata kaka wae...
Adikmu!
Comments