Skip to main content

Prempuan Papua Dalam perjuangan Hak Menentukan Nasib Sendiri

supaya bisa terus kerja di pabrik. Dia juga harus melahirkan lalu membesarkan anaknya sebagai generasi pekerja seterusnya dalam kapitalisme, oleh karenanya, tugas perempuan ini sangat krusial untuk keberlangsungan sistem penindasan.

Pandangan kaum laki-laki dan kapitalis menyangkut ini secara tidak langsung membuat prempuan direndahkan kusunya prempuan Papua, di rasis, di tindas,diskriminasi oleh pria Papua sendiri. Tetapi  dilihat dari kenyaan prempuan pada umumnya adalah pintar, kreatif, tenang, sangat kuat dalam pengurusan keluarga seperti ; soal makan, minum, mengandung anak, menyusui anak, berkebun, nelayan dan sebagainya.

Pekerjaan prempuan memiliki waktu 24 jam kerja dari pada kaum laki-laki. sesuai dari kerja-kerja prempuan diatas, maka secara kerja fisik prempuan sangat pekah dalam pekerjaannya dari pada pria.
Di mata kapitalis, kaum perempuan dipandang sebagai sumber tenaga kerja yang bisa dibayar murah. Yang lebih parah, kaum perempuan juga hanya dipandang sebagai tenaga kerja cadangan – yang akan dipekerjakan saat kerja produksi tertentu memerlukannya, dan dibuang ketika kebutuhan akan tenaga perempuan tidak memerlukannya lagi.

Pada saat sekarang pun, di Indonesia, ketika gerakan-gerakan perempuan mengalami booming, jutaan tenaga kerja perempuan hanya mengisi pos-pos kerja produksi tertentu yang tidak stabil. Meskipun semua perempuan dari kalangan menengah tengah berbicara lantang mengenai ā€œdunia perempuan" dan "girl power", perempuan kelas pekerja tetap menjadi bagian yang paling tertindas.

Persoalan pembebasan perempuan dan revolusi justru tersatukan dalam tali-temali yang sama. Dalam perspektif Marxis, kita melihat persoalan pembebasan nasional dan penindasan perempuan dalam bingkai garis kelas. Untuk itu, perjuangan perempuan tidak bisa memisahkan diri dari gaung pembebasan kaum tertindas lainnya.

Dalam cita-cita penumbangan kapitalisme dan pendirian negara buruh, kekuatan politik perempuan punya tempat yang tidak bisa diremehkan. Banyak revolusi dan peristiwa-peristiwa besar terjadi karena campur tangan mereka. Lenin sendiri mengatakan bahwa gerakan perempuan adalah fundamental bagi setiap keberhasilan revolusi proletar. Untuk itulah gerakan proletar tidak bisa tidak harus menyatu dengan gerakan pembebasan perempuan. Keduanya berdiri saling menyokong. Maka dari itu kelas penguasa paham bahwa kekuatan politik perempuan menjadi tiang penting yang harus dihancurkan berikut dengan ideologinyaā€.

Sebagaimana di belahan dunia yang lain, masyarakat meletakkan perempuan sebagai warga kelas dua. Meskipun di dalam gerakan, kaum perempuan sering kali dipandang sebagai elemen terbelakang yang kesadarannya begitu susah untuk terdorong ke depan, lemah berpikir, dan mengedepankan perasaan daripada otak. Begitulah penilaian atas kaum perempuan, jika kita menggunakan akal sehat. Namun sebagai kaum Marxis, kita tidak menggunakan akal sehat, kita menggunakan dialektika. Akal sehat (logika formal) tidak mampu memahami hal-hal yang sifatnya kompleks. Dengan dialektika, kita tahu bahwa setiap hal selalu mengandung benih dari hal lain yang menjadi lawannya. Gampangnya: setiap kemunduran selalu mengandung potensi untuk terjadinya kemajuan, tiap kelemahan dapat dibalik menjadi kekuatan, tiap kekuatan dapat menjadi titik lemah yang mematikan, tiap kelahiran akan membawa kematian dan tiap kematian adalah bahan bakar bagi sebuah kelahiran baru. Dialektika bekerja tanpa kasat mata. Ia adalah proses yang terus berlangsung dan tanpa henti. Tidak melulu berjalan lurus, kadang zig-zag, mengalami proses yang gradual, stagnasi dan kemunduran, bahkan mengalami lompatan-lompatan. Trotsky menyebutnya, proses molekular dalam revolusi.

Bagi kaum Marxis, akar masalah dari segala bentuk penindasan terdiri dalam pembagian masyarakat ke dalam kelas. Tapi penindasan dapat mengambil banyak bentuk. Di samping penindasan kelas, kita menemukan penindasan satu bangsa di atas yang lain, penindasan rasial, dan penindasan terhadap perempuan.

Pada zaman perkembangan ini kaum prempuan papua tidak dipandang rendah lagi dalam hal kepemimpinan, pekerjaan dan dalam perjuangan papua merdeka. Sebenarnya prempuan papua memiliki kelebihan khusus dari kaum laki-laki, seperti tanggisan dan teriakan prempuan Papua adalah kekuatan api yang membakar semangat kaum laki-laki untuk menghadapi pertempuran atau perjuangan. Perjuangan prempuan Papua dan teriakan prempuan papua dalam perjuangan Papua Merdeka mulai berkembang meluas di seluruh tanah Papua, di tanah kolonial Indonesia dan juga diluar negeri. Tujuan Perjuangan prempuan Papua demi memperjuangkan masa depan anak-anak Papua yang nantinya tanpa penindasan, tanpa perampokan, tanpa, pemerkosaan, tanpa pengusuran, tanpa pembunuhan, tanpa intimindasi, dan tanpa kolonial, inperealis, Militerism.

Tangisan dan teriakan prempuan papua adalah api yang membakar semangat dan emosi untuk menghadapi pertempuran atau musu h Kolonial. Tangisan, teriakan dan perlawanan prempuan Papua saat ini disebabkan oleh kekejaman TNI POLRI (Militer) yang berada di atas tanah Papua yang membuat anak-anak Papua yang sebagai hak ulayat tanah Papua tidak diangkap sebagai manusia Ciptaan yang sama, bukan hanya dengan perlakuan TNI, Polri saja, tetapi kesadaran Nasionalisme Sejarah perjuangan,  maka suara prempuan mulai bertumbuh dan berkembang melawan penjajah  yang selalu penuh dengan politik kolonial untuk menipu anak-anak Papua dari generasi ke generasi.

Kenapa Prempuan Papua Melawan?

Tidak berarti pula, bahwa perempuan harus menunggu datangnya revolusi sosialis untuk memecahkan masalah-masalah mereka, dan sementara itu berserah diri pada diskriminasi, penghinaan dan dominasi laki-laki. Sebaliknya, tanpa perjuangan sehari-hari di bawah masyarakat sosial hari ini, sebuah perjuangan untuk revolusi sosialis tidak akan pernah terpikirkan. Justru melalui perjuangan untuk reforma-reforma lah kelas pekerja secara keseluruhan akan belajar, mengembangkan kesadarannya, memperoleh kekuatan sendiri, dan akan meningkatkan level dirinya ke tingkat yang dituntut oleh tugas sejarah yang lebih besar. Banyak perempuan-perempuan muda pertama kali menyadari kebutuhan untuk mengubah masyarakat melalui perjuangan hak-hak perempuan. Mereka termotivasi oleh rasa amarah yang disebabkan ketidakadilan dan perlakuan biadab terhadap perempuan oleh masyarakat yang munafik, yang mengklaim tunduk pada kepatuhan atas demokrasi dan kebebasan yang tidak berjalan dengan hukum.

Prempuan Papua tidak dianggap rendah lagi,  Prempuan papua yang memahami nasionalisme perjuangan bangsa Papua bertekad melawan system kolonial yang merugikan orang Papua, menghancurkan kekerabatan orang Papua dengan membabi-butakan pembunuhan yang tidak manusiawi, anak-anak Papua yang dilahirkan oleh Mama-mama Papua mengandung selama Sembilan bulan dengan tujuan meneruskan bangsanya diatas tanah leluhurnya sendiri , namun kekerasan pembunuhan atau pemusnahan terhadap anak-anak Papua hanya sekejab dalam detik dari buminya sendiri. Kekerasan kolonial atau kapitalis tidak memandang yang memiliki hak waris tanah sebagai penerus leluhur yang harus dihargai oleh kapitalis kolonial penguasa, tetapi pengusuran dan perampasan sumber daya alam dengan cara terror terhadap masyarakat demi kepentingan Negara kolonial kapitalis, imperealis, orang Papua hanyalah penontong tandingan para feodal-feodal. Dalam tandingan ini menghabiskan, membunuh, semua yang bertumbuh atau berkembang diatas tanah Papua dan di dalam Tanah Papua, untuk menguasai tanah milik anak-anak Papua.

Penulis adalah aktivis Papua di Aliansi Mahasiswa Papua, juga Ketua Komite Kota Bali

Sumber:
www.militanindinesia.org Sebuah Kritik atas Feminisme Liberal,Jesus S. Anam
www.mlitanindonesia.org. ā€œKamis, 01 Oktober 2015 Yohana Ilyasa, Gerakan Prempuan,
www.militanindonesia.org, Revolusi dan Perempuan, Senin, 03 November 2014,Yohana Ilyasa,
Tweet

0
  1. Like

0
  1. Share

Share

  1. 0
  2. Share

Comments

Popular posts from this blog

Makna Kemerdekaan Timor Leste Bagi West Papua

Oleh Vicktor Yeimo Tanggal 28 November 2015, Timor Leste akan merayakan hari Proklamasi kemerdekaanya ke-40, setelah mereka berjuang melepaskan diri dari kolonialisme Portugal dan Indonesia. Sementara, West Papua yang masih dijajah penguasa Indonesia akan memperingati hari manifesto politiknya yang ke 54, pada 1 Desember 2015. Timor Leste dan West Papua adalah dua wilayah yang dianeksasi oleh nafsu ekspansionisme Indonesia. Setelah Timor Leste berhasil mengusir kolonialisme Indonesia tahun 1999 melalui referendum, terbilang 16 tahun mereka membangun bangsa dan negaranya. Apa sebenarnya yang patus dipelajari, dimaknai dan diperjuangkan oleh bangsa Papua saat ini dari Timor Leste? Pertama, pengalaman perjuangan mengusir kolonial. Timor Leste memiliki nasionalisme ideologis yang menjadi roh bagi perjuangan melawan kolonialisme Indonesia. Itulah yang melandasi jiwa raga mereka dalam merebut kemerdekaannya. Itulah yang membuat mereka sulit dirayu dengan seribu satu program kolonialis...

KRONOLOGI LENGKAP MEY DAY Dan 56 Tahun Aneksasi West Papua

Sumber: Grup Facebook (Koran Kejora) Yogyakarta (1/5) Penghadangan, Represi, Pemukulan, dan Perusakan oleh aparat Kepolisian Resor Kota Yogya karta terhadap massa aksi KAMRAT (Komite Aksi Mayday untuk Rakyat) dalam memperingati Hari Buruh Internasional dan 56 Tahun Aneksasi West Papua. Pukul 07.00 WIB, massa aksi berkumpul di titik kumpul (Asrama Kamasan) mempersiapkan perlengkapan aksi. Pukul 09.45 WIB, Massa Aksi bersiap, berbaris keluar Kamasan, Long March menuju Titik Nol KM. Pukul 10.00 WIB, Kapolresta Yogyakarta, Armaini, menghalangi massa aksi bergerak ke Titik Nol, dengan alasan ada massa tandingan dari ormas Paksi Katon dan FJR. Kapolres bersikeras agar Massa Aksi KAMRAT berpindah lokasi aksi. Pukul 10.10 WIB, Negosiator, Korlap Aksi dan pendamping hukum dari LBH Yogyakarta melakukan perundingan dengan Kapolres agar Massa Aksi tetap bisa bergerak menuju Titik Nol KM. Pukul 11.00 WIB, Perundingan berjalan alot dan akhirnya massa aksi berkompromi dan akan be...

JALAN RAYAH PAPUA MERDEKA NABIRE PAPUA

Oleh: Cerpen Abed JALAN RAYAH PAPUA MERDEKA NABIRE PAPUA. *jalan merdeka.? jalan rayah, jalan merderka kota nabire papua sangat ironisnya hanya mengatas namakan jalan besar menjadi jalan papua merdeka. Inspirasi yang sangat jitualisme dan sangat loyalitas sebab ada akibat, tidak ada pertanyaan bagi setiap orang atau masyarakat MEPAGO untuk jalan rayah papua merdeka ini karenakan, 24 jam selalu otomatisme eksistensi naik turung ramai dan,  semua orang heppy. Hingga itu saya duduk di sampin jalan rayah papua berdeka nabire papua. Tiba-tiba ada 1 orang tua lewat depana mata saya lalu, saya panggil dan saya tanyakan dia hallo papak tua saya mau tanya ini io anak bagaimana, kata saya begini pak," jalan rayah papua berdeka ini kapan orang2 karismatik mereka mengatas namakan jalan rayah ini" kata papak tua dua, io anak jalan rayah papua merdeka nabire ini, termasuk saya kita menamakan jalan ini, jadi jalan rayah papua merdeka terus dan hingga hari ini masi ada berlaku mengata...